Taubat dari dosa seakan meminum obat terhadap penyakit, berapa banyak obat yang karenanya menjadikan orang sehat. (Ibnul Qayyim).
Saudaraku…
Sebagaimana jasad, hatipun bisa sakit. Proses penyembuhannya dengan taubat dan himyah(waspada). Ia juga berkarat sebagaimana berkaratnya cermin, penjernihnya adalah dzikir. Ia pun telanjang sebagaimana telanjangnya tubuh, busananya adalah taqwa.
Jauhilah sifat lalai terhadap Dzat yang menentukan ajalmu, yang membatasi hari-hari dan detak nafasmu, engkau bisa mengelak dari selainNya, tetapi keputusanNya pasti berlaku untukmu.
Maha Suci Allah Rabb semesta alam, sungguh manfaat meninggalkan dosa dan maksiat yaitu:
Lurusnya budi pekerti. Terjaga harga diri dan kewibawaan. Terjaga harta yang dijadikan Allah –sebagai penegak kemashlahatan dunia dan akhirat-. Kasih sayang sesama makhluk. Memiliki kemampuan berbicara kepada manusia. Kehidupan menjadi lebih baik. Jiwa dan raga pun tenang. Hati menjadi kuat dan bersikap lapang dada. Aman dari gangguan orang-orang fasik. Jarang dirundung duka. Dari hatinya terpancar cahaya yang menyibak pekatnya maksiat. Melakukan amal ketaatan begitu mudah baginya, demikian pula mencari ilmu. Banyak manusia mendoakan kebaikan baginya.
Dimudahkan baginya pintu-pintu rezeki dari arah yang tak terduga. Wajahnya bersinar cerah, memancarkan cahaya yang membuat orang disekitarnya menjadi segan. Doanya dikabulkan. Hubungannya dengan Allah kian dekat, membuat setan –dari kalangan jin dan manusia- lari darinya.
Bayang-bayang kematian tak akan membuatnya gentar, justru dinanti dan dicari karena kerinduannya yang begitu lekat untuk segera bertemu Rabbnya. Baginya dunia begitu hina, sebaliknya akhirat begitu bermakna.
Keinginan untuk mendapat kerajaan yang agung(di akhirat) serta keberuntungan yang sangat besar disana, sangat besar. Ingin merasakan manisnya berbuat kebajikan, manisnya iman, doa-doa malaikat penyangga ‘Arsy dan yang lain selalu terkirim untuknya. Malaikat pencatat amal merasa gembira dan mendoakan setiap waktu. Ketajaman akal dan pemahamannya bertambah. Demikian juga keimanan serta ma’rifatnya. Senang untuk selalu bertaubat padaNya. Itu semua merupakan pengaruh daripada meninggalkan maksiat ketika di dunia.
Adapun di akhirat nanti para malaikat menyambutnya dengan kabar gembira dari Allah berupa surga. Sehingga tidak ada alasan lagi baginya untuk bersedih hati. Ia berpindah dari penjara dunia yang sempit menuju taman-taman surga, bersenang-senang didalamnya sampai hari kiamat.
Pada hari kiamat kelak, ketika manusia kepanasan dengan keringat bercucuran, ia justru berada dibawah naungan ‘Arsy. Ia berada disisi Allah Azza wa Jalla. Ketika manusia selesai diberi putusan, ia termasuk golongan kanan bersama para wali Allah, yakni orang-orang yang bertaqwa dan beruntung.
Wahai orang-orang yang lalai, bersungguhlah dalam perjalananA’isyah berkata, “Kurangilah perbuatan dosa, karena engkau tak akan berjumpa dengan Allah melainkan dengan sesuatu yang lebih utama daripada sedikitnya dosa.”
Kau hanya bersenda gurau dan sedikit berbekal
Andai kau tau apa yang akan kau temui esok
Pasti kau lunglai karena ratapan dan tangisan
Murnikan taubatmu, kan kau ambil hasilnya
Janganlah kau tidur saja kalau kau orang yang cerdas
Karena sudah cukup lama, kau tidur terlena
Muraq Al ‘Ajali mengatakan, “Tak ada perumpamaan yang lebih tepat bagi seorang muslim selain seperti seseorang yang berada ditengah laut, terapung diatas sebatang kayu, kemudian berseru,’Ya Rabbi… Ya Rabbi…’ Semoga Allah menyelamatkannya.” Dalam kondisi ini dia sangat ketakutan dan berharap apa yang berada disisi Allah saja.
Kini tengoklah kehidupan orang-orang saleh.
Rasulullah, pemuka seluruh manusia, Beliau shalat malam sampai kedua tumitnya bengkak.
Abu Bakar pernah menangis berlinang air mata seolah nafasnya hampir putus.
Di pipi Umar ada dua guratan bekas air matanya.
Utsman pernah mengkhatamkan alquran dalam satu raka’at.
Ali menangis pada malam hari di mihrabnya hingga jenggotnya basah karena air mata dan berkata, “Wahai dunia, menyingkirlah dariku… Menyingkirlah dariku…”.
Said Al Musayyib selalu berada di masjid dan tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah selama 40 tahun.
Oleh karena itu, carilah hatimu di tiga tempat:
- Ketika mendengarkan quran
- Ketika dalam majelis dzikir
- Waktu-waktu ketika menyendiri.
Jika kamu tidak memperoleh hatimu di tiga tempat ini, maka mohonlah kepada Allah agar memberi hati kepadamu, sebab sebenarnya kamu tidak memiliki hati lagi.
Bersegeralah wahai yang memiliki cita-cita tinggi
Pendorong kerinduan telah menghasung, maka persingkatlah perjalanan
Al Fajr As Shadiq – Abdul Malik bin Muhammad Al Qashim